Selasa, 05 Juli 2016

Kacau balau Brebes

Setelah  diresmikan jalan tol yang berada di Brebes yang pintu keluar tepatnya di desa Limbangan telah mengacaukan segalanya. Menurutku, peresmiannya terlalu mendadak yang hanya mengejar kebutuhan arus mudik maupun arus balik.
Sudah 3 hari sholat tarawih di mushola yang dekat rumah saja, tidak pernah fokus. Merasa terganggu dengan adanya lalu lalang para pemudik yang menggunakan motor maupun mobil yang bunyinya terkadang memekakan telinga. Aku tahu mereka mencari jalur alternatif tapi yo mbok yo tetep sopan di jalan kampung begitu dengan alon-alon asal kelakon. Loh iki malah banter lan kenceng.
Ini juga, saat mau pulang dari acara bukber MTs, jalannya harus ke samping.
Cari jalur alternatif. Sama saja hasilnya.
Balik lagi. Ditempuh dengan waktu yang lama.
Parah pisan, jalan yang harusnya ke arah barat telah diambil alih buat ke timur.
Jadilah 4 jalur ke arah timur. Tapi tidak ada tanda-tanda terurai kemacetan sedikitpun.
Turun lah hujan, ikut menyejukkan.
Fenomena harga bensin yang tidak karuan mahalnya. 20-50 ribu rupiah. Terlalu sekali. Apakah ini momen memanfaatkan atau bisa melihat betapa hausnya daerah Brebes?
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya ya walaupun macet paling hanya di beberapa titik tertentu seperti pasar Bulakamba yang tidak menimbulkan kemacematan yang sangat lama dan panjang.
Tradisi mudik tahun ini, sungguh melelahkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.
Semoga bermanfaat.