Basmallah

Jangan lupa dalam melakukan sesuatu diawali dengan bismillah.

Tunaikan selagi mampu

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Sabtu, 29 Agustus 2020

Menata kembali

Memilah dan memilih mana yang baik dan kurang baik, mana yang perlu ditinggalkan dan mana pula yang perlu diteruskan, mana yang perlu dikurangi dan mana pula yang perlu ditambah.

Mari kita memulai berbenah diri, kembali menjadi pribadi yang baik dan lebih baik.

Mari kita mulai di titik awal lagi, bersikap sewajarnya, jangan melakukan hal terlalu berlebihan, kembali menjadi diri sebelumnya, kemudian perlahan memperbaiki diri.

Insecure

Akhir-akhir ini, aku sering kali mendengar kata "insecure" baik dari postingan orang atau dari teman sendiri.

Jadi ingin bahas ini, kenapa?

Karena seseorang menanyakan perihal ini, dan tanpa disadari pula, ternyata aku pun memiliki insecure juga terhadap sesuatu.

Bagi aku pribadi, tiap orang memiliki hak untuk merasa insecure terhadap sesuatu. Insecure sendiri merupakan perasaan khawatir, tidak nyaman, atau membuat takut. Dan tiap orang itu punya insecure nya sendiri dengan cara tersendiri pula.

Apalagi semenjak memasuki quarter life of crisis, ini merupakan hal yang menentukan bagaimana seseorang akan menjalani kehidupan. 1/4 abad seseorang telah memasuki kehidupan. Pasti telah mengalami beberapa dinamika kehidupan, tinggal bagaimana meneruskan kehidupan selanjutnya dan dengan cara seperti apa. Biasanya orang akan mulai berpikir ketika orang tersebut sudah memasuki umur 20 an, dia akan mulai berpikir bahwa kehidupan tidak melulu soal kebahagiaan, ada juga kesedihan dan perjuangan yang perlu dihadapi dan jalani.

Kembali tentang insecure, setiap orang berhak memiliki rasa tidak nyaman terhadap sesuatu. Selagi orang tersebut bisa mengatasi rasa itu, sah sah saja. Jangan sampai mempengaruhi kejiwaan yang terlalu berlebihan baik ke diri sendiri, terlebih ke orang lain. Seharusnya ketika dia memilik rasa tidak nyaman terhadap sesuatu, dia harus punya cara untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan itu agar bisa kembali lagi ke rasa nyaman. Kalaupun dia tidak menemukan cara dengan caranya sendiri, berkonsultasi ke orang yang tepat bisa jadi hal yang lebih baik.

Kita sebagai orang lain yang memandang orang yang memiliki rasa insecure terhadap sesuatu, lebih baik membebaskan dia untuk menemukan dengan caranya sendiri. Boleh sekali peduli, tapi jangan berlebihan yang membuat dia lebih merasa terbebani dan semakin menjauh. Karena pada saat tersebut, bisa jadi dia butuh ketenangan jiwa dan tidak mau diusik.

Kita bersikap sewajarnya, ketika dia sudah merasa tenang bisa jadi dia akan menghampiri kita untuk membicarakan hal lain untuk lebih merasa nyaman.

Jadi, kita tak boleh memaksakan. Biarlah mengalir. 

Jumat, 28 Agustus 2020

Ragu

Aku bukan siapa-siapa.
Ditengah-tengah dalam kebimbangan.
Memutuskan adalah hal yang membingungkan.
Sehingga mendatanglah rasa ragu.
Bagaimana cara untuk meyakinkan disaat yang lain sudah merasa mulai meragu?
Bukti adalah menghilangkan keraguan atas kebimbangan itu.
Atau lebih baik bersikap tak peduli dan menjauh?
Apakah bersikap demikian baik?
Mendekat dan menjauh bukan bagian dari solusi.
Apakah ini bentuk dari keegoisan?
Tanda tanya akan terus muncul mengiringi setiap perjalanan kehidupan seorang manusia.

Jumat, 07 Agustus 2020

(Belajar) Mengerti (?)

Siapa aku?

Ahh iya, bukan siapa siapa.
Siapa yang lebih tau diri sendiri selain diri sendiri? Mungkinkah orang lain? Mungkin saja.
Karena sesuatu yang dekat sering kali tidak terlihat, sedangkan yang sangat jauh bisa terlihat sekali.

Setiap orang mempunyai caranya sendiri dalam menyampaikan sesuatu yang dia inginkan, yang tidak jarang bagi orang lain susah untuk dimengerti.
Susahnya cara mengomunikasikannya membuat dia memutuskan memendamnya dan mencoba memahami apa yang telah terjadi dan apa yang telah diperbuat.
Berharap dengan seperti itu, dia dapat memahami situasinya. Nyatanya, semakin sulit dan akhirnya menyerah dan pasrah. Hanya berharap apa yang dia lakukan merupakan hal yang baik. 

Diam? Apakah ini baik?
Tidak selamanya itu baik dan tidak begitu buruk ketika mau mencobanya.
Mungkin itu bisa menjadi suatu jalan ketika ingin menjadi seseorang yang tenang atau akan menjadikan sebuah kekacauan bagi sebagian yang lain?

Senyum? Apakah itu baik?
Tersenyum, demi menutupi sebuah kesedihan? Apakah baik juga?
Tersenyum, untuk memberikan sebuah energi positif? Apakah itu baik?
Apakah semua yang kita tonjolkan untuk orang lain adalah sebuah kamuflase belaka?

Tidak benar, berharap kepada manusia.
Nyatanya, manusia tempatnya salah, lupa dan penuh kehinaan.
Namun, di manusia dapat belajar apa arti manusia itu sendiri agar menjadi manusia yang penuh kebaikan.
Manusia itu penuh dengan tanda tanya.
Manusia itu akan menemukan jawaban atas tanda tanya nya dengan melalui sebuah proses yang panjang dan akhirnya menjadi seorang manusia.
Manusia hanya perlu menggantungkan harapan dan yang terbaik untuk dirinya hanya pada Sang Kekasih.