Basmallah

Jangan lupa dalam melakukan sesuatu diawali dengan bismillah.

Tunaikan selagi mampu

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Sabtu, 27 Juli 2013

TULISANKU >>>> Kebudayaan Indonesia yang Semakin Berubah

Perkembangan globalisasi di zaman sekarang telah berkembang begitu pesatnya. Itu semua terlihat dari kemajuan dalam bidang ekonomi, social, budaya, politik, ataupun yang lainnya. Ini berakibat pada perubahan kehidupan bermasyarakat. Pola pikir mereka selalu berorientasi pada kebahagiaan dan kesenangan di masa yang akan datang. Dengan kian majunya teknologi juga, semua lapisan masyarakat berubah kehidupannya. Bidang yang sangat terlihat perubahan dari semua bidang yaitu di bidang budaya. Kebudayaan Indonesia sekarang sudah sekian memudar. Kecintaan masyarakat akan adanya kekayaan budaya Indonesia hamper sedikit yang merasa memiliki. Sebagian orang telah memilih kebudayaan barat yang mereka tiru dan mereka terapkan dalam kehidupannya.
Padahal dahulu, dengan taat dan patuhnya para nenek moyang kita untuk menjaga dan mempertahankan budaya yang mereka miliki. Namun sekarang apa, penerusnya menelantarakan kebudayaan yang sudah dijaga baik-baik bias sampai tak menyadari Negara lain telah mencoba meniru dan mematenkan kebudayaan Indonesia agar menjadi milik mereka.
Budaya saling tolong menolong sebenarnya rasa membantu seseorang yang membutuhkan. Namun, hal ini menjadi perkara yang tidak penting dan diacuhkan karena mereka menganut system individu. Mereka berpikiran bahwa suatu kebahagiaan dan kesuksesan berasal dari diri sendiri dan tak perlu dibagikan kepada orang lain. Padahal ini sangat bertentangan bahwa manusia sendiri adalah makhluk social yang takkan bias hidup tanpa bantuan orang lain.
Melihat kondisi para pelajar zaman sekarang begitu mengerikan juga. Budaya tolong menolong telah disalah artikan. Budaya contek menyontek contohnya adalah hal yang biasa dilakukan oleh siswa-siswa yang berkepentingan demi memenuhi kebutuhan dengan nilai yang tinggi tanpa memikirkan yang lainnya yang telah bekerja keras belajar tanpa meminta bantuan orang lain dalam ulangan. Padahal hal ini, telah memalukan diri sendiri karena mereka tak pernah percaya pada kemampuan diri sendiri. Ini menyebabkan kemunduran kecerdasan anak bangsa dengan sikap bergantung pada orang lain dan menyebabkan kemalasan untuk bekerja keras dalam mencapai suatu keberhasilan yang sebenarnya hasil yang mereka peroleh sekarang akan berpengaruh terhadap kehidupannya di masa yang akan datang. Mereka melakukan hal yang tak seharusnya mereka lakukan.
Di era globalisasi, sesuatu yang benar dianggap salah di mata mereka dan sebaliknya. Karena bagi mereka, sesuatu yang benar akan merusak usaha mereka yang dicapai dengan menghalalkan segala yang sesuatu yang diharamkan. Sehingga kita yang benar akan disingkirkan dalam dunia kerja mereka. Sebenarnya orang-orang yang masih memegang keteguhan dalam prinsipnya yang akan menuainya di masa depan dengan kebahagiaan.

Jumat, 26 Juli 2013

Di Batas Senja >>> Song

Int : C Am Dm G

nana.. nanana nanana nana..
nana.. nanana nanana nana..


C Am Dm G
Kisah awal bertemu si dia
Hanya ada di Perintis Tiga

Em Am
Orang yang tak pernah diduga
Dm G
Diduga tuk jadi sahabat
Em Am
Sahabat yang selalu ada
Dm G C Am Dm G
Di setiap hari-hariku

C Am
Kita semua menantang impian
Dm G
Genggam cita raih harapan
C Am
Walau melangkah di bawah mentari
Dm G
Walau teriknya beratkan hari

Em Am
Orang yang tak pernah diduga
Dm G
Diduga tuk jadi sahabat
C Am
Sahabat yang selalu ada
Dm G C Am
Di setiap hari-hariku
Dm G G7
Hari-hariku..

Chorus :
C Am Dm G
Berjanji kita bertemu di tempat yang sama
C Am
Tunggu aku di batas senja
Dm G
Di batas senja..

C Am
Buang jauh
Dm G
Semua rasa
C Am
Putus asa
Dm G
Yakinlah kita bisa
C Am
Buang jauh
Dm G
Semua rasa
C Am
Putus asa
Dm G
Yakinlah kita bisa
C
Di PERINTIS TIGA !!


Created : Barak 6 ( Maulany and friends) >>>> click here

Di Batas Senja Barak 6 >>> Puisi

Suatu hari, aku menulis mimpi
Mimpi yang diam - diam ditulis oleh kawanku juga
Hingga kami putuskan untuk berjuang bersama
Meski masing - masing dari kami menyadari
Ini adalah sebuah kompetisi besar
Kompetisi yang sama sekali tidak kami kehendaki
Namun hadir begitu saja sebagai sebuah hukum alam
Lantas apa yang sebenarnya menyatukan kami?
Karena kami bergandengan tangan
Aku, kamu, impian, harapan yang begitu banyak kita miliki
Terajut senantiasa indah dalam tenunan perjuangan
Perjuangan untuk menjadi manusia sebagaimana suratan takdir
Wajah letih yang penuh harap
Tinta pena yang hampir habis
Lembaran buku yang kusut
Adalah bukti dari pada sebuah perjuangan
Ketika kita dimanjakan oleh keadaan yang tampak selaras
Kita dipaksa untuk melihat sistem
Tapi, ternyata masing - masing dari langkah kami ada yang beriringan, ada pula yang berjauhan
Ada apa ini?
Kenyataannya kami semua tidak mampu berlari dengan kecepatan yang sama
Rasanya baru kemarin aku menjabat tanganmu
Berjanji untuk bersama bisa melangkah ke depan
Faktanya hari ini engkau terlampau jauh di depan kawan
Membuatku harus berlari untuk meraih tanganmu
Aku terdiam di titik hampa
Mencoba sadarkan logika
Mencoba damaikan jiwa
Bahwa cita tak harus selalu dicapai lewat pintu yang sama
Ketika kaki - kaki itu hendak pergi
Aku berkata "masih terlalu pagi"
Mulutku tak sanggup berkata, "selamat tinggal kawan"
Hanya saja mentarinya telah terbit hari ini
Dengan sisa semangat yang masih ada
Setidaknya aku masih bisa berdiri
Menatap pagi
Menjalani hari demi hari
Meraih mimpi
Hingga tak mampu berdiri lagi
Namun aku tak khawatir
Karena ketika aku tak mampu beridiri lagi
Aku sudah sampai kawan
Disanalah kau akan meraih tanganku
Mengajakku berjalan bersama
Menepati janji dalam hati yang terpaut abadi
Di atas kilauan - kilauan mimpi berbalut kebersamaan
Sampai bertemu di batas senja

Sabtu, 13 Juli 2013

Bukan Akhir dari Segalanya

Aku tau mungkin aku iri dengan teman-temanku yang sekarang udah diterima menjadi mahasiswa baru. Sedangkan aku masih berdiam diri di rumah tanpa melakukan sebuah aktifitas yang berarti. Betapa bodohnya aku yang memiliki angan-angan yang terlalu tinggi, sehingga sekarang harus terima kenyataan aku belum diterima di mana-mana. SNMPTN dan SBMPTN aku belum lolos satupun. Jujur, aku membencinya. Namun mau diapakan lagi, ini yang terbaik menurut Alloh.
Mungkin Alloh sedang menguji aku, karena aku telah menyia-nyiakan sebuah kesempatan. Aku telah meninggalkan UII dan UIN Malang di jurusan KIMIA. Ya mau gimana lagi? Meninggalkan mereka juga beralasan.
Aku tak boleh begini terus? Aku harus bisa ikhlas, karena inilah kemampuanku. Harus bahagia melihat kawan-kawanku telah menemukan hidup yang baru. Dan Alloh pasti mempunyai rencana yang paling indah untukku. Karena ENGKAULAH Perencana Yang Terbaik.