Basmallah

Jangan lupa dalam melakukan sesuatu diawali dengan bismillah.

Tunaikan selagi mampu

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Senin, 28 Desember 2020

Hanya Aku

Menjadi aku, begitu susah
Aku saja sering menjadi payah menangani diri sendiri
Jangan melakukan ini, dan tetap akan melakukannya
Sedih, ketika hanya aku yang ingin
Sedih, kalau keinginanku yang akan membuat berantakan
Sedih, menerima dan berusaha menenangkan diri
Agar tidak bersedih dengan dialog yang sedang dimainkan
Berharap tak pernah muncul, tapi dia selalu mengintip di antara jarak
Sedih, dan hanya aku.

Sabtu, 12 Desember 2020

LFD ITB

Hampir 4 tahun 1 bulan, saya telah mengisi kenangan bersama di LFD ITB (Laboratorium Fisika Dasar) Institut Teknologi Bandung, mulai dari 1 November 2016 sampai 12 Desember 2020. Walaupun jauh sebelumnya sudah pernah berada di ITB sejak 2013.

Bagiku, LFD salah satu bagian tempatku tumbuh dan berkembang menjadi bagian dari manusia. 
Menjadi salah satu bagian keluarga semenjak berada di perantauan.

LFD, seringkali hilir mudik silih berganti orang yang memasukinya, tapi kami merupakan bagian yang tetap selalu berada di sana. Dari yang sebelum ada aku, hanya terdiri 4 orang. Dan tak lama kemudian di tahun 2018, bertambah 2 orang. 

Kami, 7 orang telah melewati banyak hal mulai dari drama, suka dan cita :D

Kemudian, lambat laun terjadi perpindahan. Dan aku menjadi penutup dari jumlah yang sebelumnya tidak ada aku.

Terima kasih LFD, terima kasih Bandung ^_^

Jumat, 02 Oktober 2020

Merasa sendiri

Tiba-tiba menjadi merasa sendiri
Memang harusnya begitu
Bisa sendiri
Yang menjalanipun sendiri
Tidak ada hubungan
Jadi cukup sendiri dan tak perlu khawatir
Karena akan ada yang selalu Menjaga di setiap tindakan

Rabu, 02 September 2020

Pemberian

"Kamu mau minta apa, bilang aja. Nanti, saya yang beliin".

Kalimat itu yang dia lontarkan.

Tidak ada yang salah tentang memberi dan meminta. Jadi ingat tentang sebuah nasihat "lebih baik tangan di atas daripada tangan di bawah".

Ini bukan berarti kita tidak menghargai atau menolak atas tawaran orang lain atau sebagainya, tapi maksud kita adalah agar tidak saling membebani.

Banyak jenisnya perihal pemberian, mulai dari hadiah, shodaqoh, infak, wakaf, dan warisan. Namun, konteks tujuan dan hukumnya menjadi beda.

Selasa, 01 September 2020

Lagi dan lagi

Lagi dan lagi,

Aku tidak pantas dan tidak berhak menjadi bagian dari yang lain.

Merasa menjadi bagian yang tidak bermanfaat, tidak berhak terhadap apapun, tidak boleh berharap dan menggantung kepada yang lain, tidak boleh mengganggu dan selalu menjadi kerdil.

Semua itu selalu memenuhi dalam pikiran.

Dan akhirnya ketika tersadar, hanya bisa menahan dan terdiam. 

Sudah terkumpul menjadi bukit-bukit kecil yang menjadi tempat penyakit hati.

Terkadang, bilang untuk tidak memperhatikan itu lebih baik dan akan menjadi sadar untuk menjauh dan menghilang sedikit demi sedikit dari jangkauan yang lain.

Lebih mudah kalau itu adalah sebuah fakta, bukan hanya perasaan-perasaan yang tabu.

Itu akan lebih menerima.

Jadilah cahaya, minimal untuk diri sendiri.

Jadilah cahaya, yang muncul dari dalam diri sehingga dapat mengikis penyakit-penyakit dalam hati.


Sabtu, 29 Agustus 2020

Menata kembali

Memilah dan memilih mana yang baik dan kurang baik, mana yang perlu ditinggalkan dan mana pula yang perlu diteruskan, mana yang perlu dikurangi dan mana pula yang perlu ditambah.

Mari kita memulai berbenah diri, kembali menjadi pribadi yang baik dan lebih baik.

Mari kita mulai di titik awal lagi, bersikap sewajarnya, jangan melakukan hal terlalu berlebihan, kembali menjadi diri sebelumnya, kemudian perlahan memperbaiki diri.

Insecure

Akhir-akhir ini, aku sering kali mendengar kata "insecure" baik dari postingan orang atau dari teman sendiri.

Jadi ingin bahas ini, kenapa?

Karena seseorang menanyakan perihal ini, dan tanpa disadari pula, ternyata aku pun memiliki insecure juga terhadap sesuatu.

Bagi aku pribadi, tiap orang memiliki hak untuk merasa insecure terhadap sesuatu. Insecure sendiri merupakan perasaan khawatir, tidak nyaman, atau membuat takut. Dan tiap orang itu punya insecure nya sendiri dengan cara tersendiri pula.

Apalagi semenjak memasuki quarter life of crisis, ini merupakan hal yang menentukan bagaimana seseorang akan menjalani kehidupan. 1/4 abad seseorang telah memasuki kehidupan. Pasti telah mengalami beberapa dinamika kehidupan, tinggal bagaimana meneruskan kehidupan selanjutnya dan dengan cara seperti apa. Biasanya orang akan mulai berpikir ketika orang tersebut sudah memasuki umur 20 an, dia akan mulai berpikir bahwa kehidupan tidak melulu soal kebahagiaan, ada juga kesedihan dan perjuangan yang perlu dihadapi dan jalani.

Kembali tentang insecure, setiap orang berhak memiliki rasa tidak nyaman terhadap sesuatu. Selagi orang tersebut bisa mengatasi rasa itu, sah sah saja. Jangan sampai mempengaruhi kejiwaan yang terlalu berlebihan baik ke diri sendiri, terlebih ke orang lain. Seharusnya ketika dia memilik rasa tidak nyaman terhadap sesuatu, dia harus punya cara untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan itu agar bisa kembali lagi ke rasa nyaman. Kalaupun dia tidak menemukan cara dengan caranya sendiri, berkonsultasi ke orang yang tepat bisa jadi hal yang lebih baik.

Kita sebagai orang lain yang memandang orang yang memiliki rasa insecure terhadap sesuatu, lebih baik membebaskan dia untuk menemukan dengan caranya sendiri. Boleh sekali peduli, tapi jangan berlebihan yang membuat dia lebih merasa terbebani dan semakin menjauh. Karena pada saat tersebut, bisa jadi dia butuh ketenangan jiwa dan tidak mau diusik.

Kita bersikap sewajarnya, ketika dia sudah merasa tenang bisa jadi dia akan menghampiri kita untuk membicarakan hal lain untuk lebih merasa nyaman.

Jadi, kita tak boleh memaksakan. Biarlah mengalir. 

Jumat, 28 Agustus 2020

Ragu

Aku bukan siapa-siapa.
Ditengah-tengah dalam kebimbangan.
Memutuskan adalah hal yang membingungkan.
Sehingga mendatanglah rasa ragu.
Bagaimana cara untuk meyakinkan disaat yang lain sudah merasa mulai meragu?
Bukti adalah menghilangkan keraguan atas kebimbangan itu.
Atau lebih baik bersikap tak peduli dan menjauh?
Apakah bersikap demikian baik?
Mendekat dan menjauh bukan bagian dari solusi.
Apakah ini bentuk dari keegoisan?
Tanda tanya akan terus muncul mengiringi setiap perjalanan kehidupan seorang manusia.

Jumat, 07 Agustus 2020

(Belajar) Mengerti (?)

Siapa aku?

Ahh iya, bukan siapa siapa.
Siapa yang lebih tau diri sendiri selain diri sendiri? Mungkinkah orang lain? Mungkin saja.
Karena sesuatu yang dekat sering kali tidak terlihat, sedangkan yang sangat jauh bisa terlihat sekali.

Setiap orang mempunyai caranya sendiri dalam menyampaikan sesuatu yang dia inginkan, yang tidak jarang bagi orang lain susah untuk dimengerti.
Susahnya cara mengomunikasikannya membuat dia memutuskan memendamnya dan mencoba memahami apa yang telah terjadi dan apa yang telah diperbuat.
Berharap dengan seperti itu, dia dapat memahami situasinya. Nyatanya, semakin sulit dan akhirnya menyerah dan pasrah. Hanya berharap apa yang dia lakukan merupakan hal yang baik. 

Diam? Apakah ini baik?
Tidak selamanya itu baik dan tidak begitu buruk ketika mau mencobanya.
Mungkin itu bisa menjadi suatu jalan ketika ingin menjadi seseorang yang tenang atau akan menjadikan sebuah kekacauan bagi sebagian yang lain?

Senyum? Apakah itu baik?
Tersenyum, demi menutupi sebuah kesedihan? Apakah baik juga?
Tersenyum, untuk memberikan sebuah energi positif? Apakah itu baik?
Apakah semua yang kita tonjolkan untuk orang lain adalah sebuah kamuflase belaka?

Tidak benar, berharap kepada manusia.
Nyatanya, manusia tempatnya salah, lupa dan penuh kehinaan.
Namun, di manusia dapat belajar apa arti manusia itu sendiri agar menjadi manusia yang penuh kebaikan.
Manusia itu penuh dengan tanda tanya.
Manusia itu akan menemukan jawaban atas tanda tanya nya dengan melalui sebuah proses yang panjang dan akhirnya menjadi seorang manusia.
Manusia hanya perlu menggantungkan harapan dan yang terbaik untuk dirinya hanya pada Sang Kekasih.

Jumat, 12 Juni 2020

Rindu

Ketika hati saling terpaut, maka tersimpan sebuah rindu
Raga ini baik-baik saja tanpa dirimu, tapi jiwa ini yang tak mampu menahan rindu
Rindu hanya dimiliki oleh jiwa-jiwa yang saling merindu
Ketika rindu ini tak tersampaikan, sampaikan lewat sebuah doa
Ketika lewat sebuah doa sudah dipanjatkan, maka pasrahkan rindu hingga melebur menjadi kesenduan bersama Sang Kekasih
Mendoa adalah jembatan bagi insan yang sedang merindu
Jangan pernah salahkan jarak dan keadaan
Jadikan mereka menjadi sebuah jalan untuk saling terpautkan dan mendoakan 🤗

Jumat, 05 Juni 2020

Mengenal Diri

Mengenal dan dikenal orang lain adalah hal yang sangat wajar sekali ketika kita menjadi makhluk yang suka sekali dengan bersosialisasi.
Ya, sejak dulu berinteraksi dengan orang yaitu dengan sewajarnya.
Sehingga segala sesuatu tidak segalanya dimasukkan ke hati dan pikiran. Yang tersisa hanya sebuah pikiran diri sendiri. Tidak tercampur aduk.
...
Tiba tiba menjadi berubah ketika sudah ada pikiran lain yang masuk. Segalanya menjadi lebih berwarna.
Yang harusnya lebih mudah, harus melewati jalan lebih panjang agar lebih berwarna. Dan itu Indah.
Yang harusnya tak perlu dipikirkan, merasa harus dipikirkan agar lebih berwarna. Dan itu Indah.
Yang harusnya tak perlu dirisaukan, menjadi perlu selalu berharap dan berdoa agar semuanya baik-baik saja karena kita sebagai manusia hanya bisa mengadu kepadaNya. Dan itu menjadi semakin Indah.
Dikala menjadi jiwa-jiwa yang sedang tersesat, merasa perlu menjadi sadar kembali dan saling mengingatkan untuk saling menjaga. Dan itu Indah.
Dikala menjadi jiwa-jiwa yang sedang menahan, menjadi perlu menambah kapasitas kesabaran agar selalu damai. Dan itu Indah.
Dikala menjadi jiwa-jiwa yang sedang ingin meluapkan segala emosi, merasa perlu diredam agar saling mengerti. Dan itu Indah.
Dikala menjadi jiwa-jiwa yang sedang membutuhkan kekuatan, yang diperlukan hanya menenangkan diri dan berserah kepadaNya.
...
Karena dengan mengenal dan dikenal orang lain, menjadi semakin mengenal diri dengan segala kesedihan dan kesenangan, kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan, yang terdapat pada jiwa yang selalu berharap menjadi orang yang mampu mengeluarkan cahaya minimal untuk dirinya sendiri ketika jiwanya masih dalam keadaan gelap gulita.

Selasa, 04 Februari 2020

Perbedaan Pria dan Wanita

Dalam berbagai banyak hal, terdapat perbedaan
1. Berbicara
2. Mendengarkan
3. Merasa
4. Pola pikir
5. Memecahkan masalah

Pria : Menenangkan diri dulu, lalu berpikir.
Wanita : cenderung bingung karena emosional yang dikedepankan.

Jangan curhat ke lawan jenis tentang masalah rumah tangga karena akan membuka jurang terjadi perselingkuhan.
Boleh guru, karena yang dicari kebijaksanaanya.
Jadi dalam sebuah hubungan pria dan wanita, harus tahu kodrat masing-masing dan pasangan agar terjadi harmonisasi.

#Nasihat