Basmallah

Jangan lupa dalam melakukan sesuatu diawali dengan bismillah.

Tunaikan selagi mampu

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Selasa, 31 Mei 2016

Inilah akhir dari sebuah permulaan, Asrama Salman ITB

Mengenalmu  adalah sebuah anugerah
Anugerah yang pernah kumiliki
Mengenalmu adalah sebuah pengantar
Yang menjadikan kita sebagai sahabat dan keluarga
Terimakasih telah mengajariku sebuah pengajaran

Telah lama aku mengetahui nama masjid Salman ITB, Perintis 3. Sejak itu saya bermimpi, "Andaikan aku bisa ke tempat ini, sungguh menyejukan dan mententramkan".
Alhamdulillah, setelah itu masih dipertemukan.
Semenjak kuliahpun, aku jadi jarang sekali mengunjungi mungkin dikarenakan kesibukan atau dirasa Salman begitu jauh.
Sesekali aku ke Salman, hanya untuk sholat, minum teh, berkunjung ke korsa atau sekedar ke kantin.
Dulu sempat berpikir "Banyak sekali muda mudi di sini penuh aktivitas, penuh semangat tanpa lelah. Terlihat dari senyum yang ikhlas. Sungguh aku bukanlah bagian mereka."

Berawal dari menara Salman, aku baru mengetahui adanya Asrama di Masjid Salman.
Menjadi bagian dari kalian adalah bagian yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Setelah itu, ada yang sempat bertanya "Mun, mau kah saya rekomendasi masuk asrama?"  pada saat itu ada teh Ilmi dan mas Fajri.
Sempet beberapa kali berfikir "Saya sudah tingkat akhir, apakah saya sanggup? Coba aja deh. "
Berangkat dari mencoba, akupun mengikuti alur yang telah ada. Dengan mendapat surat rekomendasi dari pengurus korsa dan pustena.

Sampai pada akhirnya, diumumkan peserta yang lolos untuk menjadi anggota Asrama Salman.
Sebenarnya hampir tak percaya bisa masuk. Masih banyak orang lain yang lebih mampu, lebih baik dan lebih dari aku.
Sempat juga ragu untuk meneruskan, tapi hati terus memantapkan.
Dan pada akhirnya, aku telah menjadi bagian keluarga kecil Asrama Salman ITB.

Awal masuk ke asrama, aku benar benar merasa baru, asing dan tidak punya kenalan siapapun.
Kenapa?
Teman-teman telah melewati waktu dan kegiatan selama bulan ramadhan 1436H. Sedangkan aku sedang kp di seberang Provinsi tepatnya di Semarang . Oh, sungguh aku merasa malu dan asing.
Dan pada akhirnya aku mulai mengenal dan mengetahui sedikit tentang kita di asrama camp.

Semester ganjil, aku sekamar dengan Dian yang aktivitasnya luar biasa namun akademiknya juga luar biasa. Salut. Ifa Mikrobiologi yang sehari hari berjibaku dengan jurnal dan kalau menari nari di atas keyboard sungguh lihai dan gesit. Neli Planologi yang asalnya dari Padang ini tak banyak cakap tapi dia rajin sekali dan ingin banyak berubah menuju lebih baik.

Hari- hari dilalui bersama.
Astra maupun astri. Kita semua tinggal di gedung sama namun di lantai berbeda. Ya iyalah.

Keberjalanannya, aku ditempatkan di kekeluargaan bersama teh Lisna yang selalu membimbing, Jundi, Afdal, Anwar, Fahmi, Suryana, Inka, Hana, Hani, Neli, Ajeng.

Semester genap, berubah lagi penempatan orang untuk di kamar. Aku ditempatkan bersama Hana, Devi, dan Azalia.
Berisik, kasur bawah selalu tertindas, cerita-cerita gak jelas, dan selalu kenyang (sikat aja). Selalu full team di kamar. Nah mungkin selalu ingin cepat kembali ke kamar gegara suasana yang diciptakan. Terimakasih ^_^ .
Keberjalanannya, aku masih ditempatkan di kekeluargaan namun dengan formas yang sedikit berbeda. Teh lisna dan bang rial yang membimbing, Jundi sebagai pak bos, Inka, Hana, Hani, Ajeng, Roro, Anwar, Mirza, Aufa. Selain itu, pada selanjutnya ada Mas Agus yang memantau dan Fadhil sebagai ketua Syukwis April.

Selama 10 bulan ini, aku berterimakasih kepada kawan semua yang telah menerima aku yang seperti ini dengan segala kekurangan dan kekhilafan.
Terimakasih kepada fasil kece teh Lisna, mba Ruli, mba Abida, mas Ipul, kak Baiqun, dan bang rial yang siap menerima segala keluhan, kenakalan dan keceriaan dari kami.
Terimakasih kepada astra dan astri yang selalu memberi keceriaan dan nasihat di setiap langkah.
Husnul, Inayah, Maul, Ifa, Roro, Hani, Neli, Sella, Icha, Syifa, Inka, Sinta, Dian, Ajeng, Hana, Devi, dan Azalia.
Jundi, Agus, Rian, Fikri, Mirza, Sobit, Afdal, Udin, Fahmi, Ali, Anwar, Aufa, Bagus, Fadhil, Suryana, Fadhil Faith, Abi, dan Khalid.

Family gathering
Syukwis Oktober Salman ITB
Usroh pagi
Gunung Pabeasan
Kunjungan Pengurus
Perpisahan dengan Darul Ulum
Ceritanya kamar terbaik(satu orang ngilang)
Wawancara osram susulan dengan karyawan (pak Lukman)



Jumat, 27 Mei 2016

Kagum sama...

Sejak dulu aku selalu mengagumi orang yang bisa nahwu shorof. Namun setelah berada di Bandung, aku mengagumi orang yang memakai sarung karena sangat jarang ada yang memakainya yang notabenenya hidup di lingkungan sekitar kampus.
Sekarang berubah lagi semenjak hidup di sekitar Salman, aku mengagumi orang yang mempunyai suara yang indah yang digunakan untuk adzan, bersholawat dan bertilawah. Sungguh indah bukan?
Alhamdulillah, aku telah dipertemukan dengan orang-orang yang seperti itu dan dipertemukan dengan kriteria ketiga tersebut yang sudah banyak aku jumpai. Ternyata aku hanyalah butiran diantara tumpukan orang-orang yang mempunyainya.
Dengan pernah bergabung dan menjadi keluarga, aku pun jadi mengetahui dan merasa nyaman berada di sekeliling orang orang yang seperti itu.
Terimakasih.

Kamis, 26 Mei 2016

Regional telah usai, tapi...

Regional kali ini yang telah usai sejak dulu 28 April-30April 2016 itu sesuatu banget.
Aku tau di tahun ini, aku bukanlah siapa siapa, tapi aku merasa bagian dari tim yang ada. Wkwkwk. Viva La Ganesha. KRPAI Berkaki ITB.

#BelumSelesai

Sabtu, 21 Mei 2016

Selalu Menunggu

Menunggu adalah melatih kesabaran..
Aku tahu menunggu sekarang tidak akan berbuah sia-sia, ada suatu keyakinan bahwa suatu saat nanti aku akan mendapatkan apa yang aku tunggu.
Menunggu suatu ilmu tidak akan pernah sia-sia walaupun sekarang ini terlihat tidak akan terjadi ngaji seperti biasa. Ada sedikit rasa kecewa karena sedari sudah menunggu.
Itu tak mengapa ku menunggu, itu lebih baik.
Ketika belajar kitab ta'lim muta'alim dan masih terus harus belajar, di sana kau akan menikmati lezatnya ilmu. Dengan sebuah niat untuk menuntut ilmu, malaikat akan mencatat kebaikannya, apalagi dengan kehadiran di sebuah majlis. Entah engkau akan tertidur atau hanya mendengarkan, malaikat akan turun di majlis tersebut.
Oh Sunggung indah bukan.

Biarkan,
Tak mengapa aku menunggu
Datangnya seorang guru
Lebih baik untuk datang lebih awal
Aku akan siap menanti akan hadirnya ilmu ^_^

Bismillah, takkan pernah ada yang sia-sia di dunia ini

Selasa, 10 Mei 2016

Panggil Saja Nunu

Terinspirasi dari celotehan Ayu, my partner yang sedang bernyanyi terciptalah sebuah nama "Anugrah", wkwkwkwk. Panggil saja Nunu.
Nunu, bekerja dikala dibutuhkan saja. Hihihi. Emang jahat dah.
Jadi cara kerja Nunu menghasilkan jarak yaitu dengan memantulkan berkas laser ke objek ukur, kemudian kembali yang diterima oleh receiver dari laser range finder. Di dalam laser range finder, sudah terangkai sirkuit yang terintegrasi sehingga untuk pengolahannya lebih mudah. Komunikasi yang digunakan oleh laser range finder untuk diakses ke device lain yaitu dengan komunikasi UART 19200bit.
Kemudian hasil dari jarak tersebut ditampilkan ke Java netbeans agar mudah dilihat dan diolah serta ditampilkan grafik dari pengolahan. Laser range finder ini dikhususkan untuk mengukur tangki ukur silinder tegak dengan pengukuran jari-jari ditiap 1.8 derajat.