Basmallah

Jangan lupa dalam melakukan sesuatu diawali dengan bismillah.

Tunaikan selagi mampu

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Senin, 27 April 2015

KRI REGIONAL II di UNIVERSITAS BUDI LUHUR

KRI Regional telah datang dari tanggal 23-25 Mei, dan dalam tim pun aku masih menjadi kru muda yang bertugas mengamati, memahami dan mencerna serta membantu walaupun tak banyak berarti. Semakin mendekati regional, banyak sekali momen dan sesuatu yang semakin saling menguatkan dan menyemangati. Entah dari mana datangnya, namun pribadi saya menyatakan begitu.
 Sebelumnya, saya direkrut sama Fikri di kemanajeran bagian konsumsi. Saya mencoba menjalani. Perlu kalian tahu, aku coba nanya-nanya atau istilah agak bagusnya survei harga gitu lewat temennya vina yang kuliah di sana namanya Tamara. Hubungin Tam lewat instagram, follow, comment, basa-basi dan akhirnya sedikit menemukan pencerahan.
 Sebelum pemberangkatan yang akan pergi jam 4 pagi, aku putuskan untuk nginep di AVRG(takut belum bangun, terus ditinggal kan bahaya). Ya udah deh. Bukannya buat istirahat, malah buat bersenang ria, nonton semalaman. Berhubung aku gak kuat jadi jam 1 tidur, namun tak berarti apa-apa. Tak nyenyak sedikitpun, badan makin sakit, berisik gara-gara tidur di kursi yang bersandar di meja.
 Jam 3, langsung turun menuju gerbang depan ITB dan cukup menunggu lama untuk mengumpulkan semua massa. Apalagi berkaki, yang kumpul aja susah kayak mas kholis yang ditelfon gak diangkat sama mas evan yang katanya di avrg tapi gak nongol-nongol. Begitulah Indonesia.
 Alhamdulilla, jam 4 jadi berangkat. Selama perjalananpun hanya terdiam, mungkin tidur ataupun sedang menikmati perjalanan. Di KM 97, kita istirahat sekalian untuk bersholat shubuh di rest area. Selama di perjalanan semuanya sangat memanfaatkan untuk tidur akibat malam yang dijadikan untuk menonton.
Sampai di Univ. Budi Luhur sekitar jam 9.00. Pas turun di bis, semua muka jadi muka bantal. Langsung mencari "toilet di mana?"  Memang, untuk menutupi muka bantal walaupun tetap saja ada. Yang lain menuju spot masing-masing. Nah, beda nih kalo aku pergi nyari tempat makanan buat makan selama berada di sana. Tidak sendiri, tapi ditemani sama fikri, dame dan deo. The geng of kemanajeran kri regional. Hehe. Oke, buat siang dapat 14ribu buat 44 orang isi nasi, ayam, dan sedikit tambahan lain serta tambahan minuman gelas. Menelusuri tempat makanan lain buat malam, dan dapatlah 9ribu. Beda jauh ya, ya begitu lah. Dan memutuskan di tempat ibu itu teus, biar gampang.





Sabtu, 18 April 2015

Jangan Terjatuh

Begitu takutnya aku ketika harus mengalami keadaan yang sama untuk kedua kalinya, yang mengakibatkan goresan yang cukup lama untuk menghilangkan. Cukup sudah untuk mengalami hal yang seperti itu dan yang tidak terbalaskan. Cukup hanya menikmati dari jauh dan menghindar itu lebih baik daripada mendekat dan akhirnya semakin mendekat yang akan membuat diriku semakin menjauh dari yang Maha Pencipta. Lebih baik menjauh dan tak pernah menemukan hal yang seperti itu. Namun pada dasarnya akupun menyadari, bahwa menemukan yang seperti itu mampu membuat goresan yang lama cukup  tapi itu sungguh tak mudah.
Jadi jangan biarkan aku terjatuh di tempat yang sama untuk kedua kalinya.

Senin, 13 April 2015

LMD 177, Merdeka, Allohu Akbar !!!

LMD 177, Merdeka, Allohu Akbar !!!
Ya diawali sebuah konflik kecil untuk mengikuti LMD in. Terdapat miscommunication antara teman-teman saya dengan panitia. Gimana tidak? 1 hari sebelum acara LMD dapat sms katanya gak bis mengikuti kalau tidak dari siang hari. Masa iya kah, aku harus meninggalkan praktikum demi LMD? Apa banget lah. Konfirmasi ulang ke bagian MSDM, dan ternyata tiada mengapa dan dari berbagai sumber juga boleh. Aku masuk ke kloter 2, ya yang pertama kenal temen-temenku ada uut, jeje sama dzikri. Kita berangkat sekitar jam setengah 8 malam, habis sholat isya. Buat akhwat ada 7 orang, sedangkan yang ikhwan ada 14 orang kalau tidak salah. Aku udah lupa namanya siapa aja pas itu. Cuman temen sekelas aku aja, yang diinget. Hehe.
 Oy, selama perjalanan mungkin hanya sedikit bersuara karena belum saling kenal saja dan suasana malam juga. Pas di perjalanan, sempet berhenti gak mau jalan gara-gara jalanan menanjak dan beban yang berat. Akhirnya sebagian orang, harus jalan dulu yang cukup melelahkan. Tapi kalau aku tetap di angkot. Asyik kan. Maaf kan. Udah ceritanya sampai tempat aja.
 Nyampe langsung dibariskan, dan di beri aba-aba, peringatan dll. Serta harus menaati apa yang diinstrusikan oleh komandan. Benar lah itu suasana malam yang cukup menegangkan bagiku.


Sabtu, 04 April 2015

Tak ada satupun yang bisa dibanggakan

Begitu tertinggalnya aku?
Sampai akupun tak bisa mengenali diri sendiri. Apa yang aku punya? Yang layak untuk dibanggakan? Hanya sebuah bisu yang semakin tenggelam.
Hanya pasrah kah dalam setiap kaki ini melangkah? Apakah kuberjalan tanpa sebuah tujuan yang katanya bisa membuat maju? Apakah itu benar? Atau hanya aku belum menyadarinya? Berharap.
Menusuk ke dalam relung yang paling dalam hati ketika tak dapat menjelaskan apa yang harusnya dijelaskan namun tak bisa, apalagi ini sungguh tak pantas juga tidak mengenali diri sendiri. Begitu memalukannya.
Tak punya kepercayaan, tak punya harga diri, hanya ingin dimengerti, tqk pandai mempromosikan, tak ingin mendengarkan nasihat yang bertentangan diawal, mendengarkan hanya ketika mau saja. Apalah itu artinya? Sungguh tak ada suatu manfaat di dalam diri. Hanya banyak kejelakan yang bertebar di mana-mana.
Ya Alloh, tuntunlah hamba menjadi makhluk-Mu yang mendapatkan petunjuk dan ridho-Mu untuk dapat menjalankan segala perintahMu dan menjauhi laranganMu

Kamis, 02 April 2015

Sadarlah Jiwa

Dalam hati berbisik ingin menjadi lebih baik, namun pada kenyataannya tak satupun kebaikan yang engkau tunjukan kepada orang lain, bahkan orang lainpun sudah mengganggap suatu keanehanmu menjadi hal yang lumrah yang telah melekat di jiwamu.
Sadarlah jiwa.
Tak maukah jiwamu kembali pada kesucian yang memberikan sejuta kesejukan untuk orang-orang yang berada di sekelilingmu. Jangan jadikan mereka, sebagai sarana yang bisa engkau jadikan sebuah mainan bahkan sarana untuk menyombongkan diri bahwa kau telah bisa ini dan itu.
Sungguh memalukan jiwa yang bersemayam di dalam diri.
Wahai jiwa-jiwa yang tak di harapkan dalam diri, segera menjauhlah di dalam sana.