Setelah pembagian rapor hasil belajar , aku bersama teman-teman Combolay
( Community Bocah Alay) yang sebelumnya sudah berencana ingin liburan bersama
tepatnya di Guci, Tegal. Namun, ternyata tak semudah yang kami bayangkan.
Banyak halangan untuk berlibur, apalagi kebanyakan teman-temanku pada di Podok
Pesantren dan termasuk aku sendiri. Buat izin ke Kyai atau Nyai harus berdebat cukup
lama dan harus membuat alasan yang logis. Walaupun kami sudah mendapatkan izin,
tetap saja di antara kami ada yang tidak bisa ikut ya dikarenakan tidak boleh
sama orang tua dan ada juga karena dia sakit. Tapi tidak apalah.Proses
penyatuan kebersamaanpun di mulai. Dari perjalanan yang penuh kegembiraan dengan diiringi alunan gitar dan nyanyian
serta angin yang berhembus kencang karena kami memakai kendaraan yang full
AC(truk). Sampai di Guci sore hari. Pemandangannya indah sekali, betapa Allah
menciptakan alam ini dengan kekayaan-Nya yang masih terjaga. Kami merasakan
kesejukan dan benar-benar berbeda dengan suasana Cirebon yang kadang panas dan
dingin. Di sana kami menginap di sebuah villa.
Ketika malam
hari dan itu tepatnya malam Jum’at Kliwon, kami mengadakan api unggun di
lapangan dekat villa sambil membakar jagung. Di sela-sela kebersamaan itu, aku
merasakan badanku merinding dan bau yang aneh. Temanku Yuli sempat nanya ke
aku, tapi aku jawab tidak ada sesuatu yang aneh. Dan tanpa disadari oleh kami
semua, ada seseorang yang dari tadi memperhatikan gerak-gerik kami dari
seberang jalan dengan menggunakan sepeda motor. Keadaan ini membuat kami resah
dan merasa bersalah. Akhirnya kami membubarkan diri dan pulang ke villa.
Sampai di
villa, aku menceritakan hal yang aku rasakan tadi dan tidak hanya aku juga
ternyata Jeanne melihat sebuah bayangan yang melintas. Ketika kami sedang
berdiskusi, suasana malam semakin ramai. Salah satu temanku sedang iseng-iseng
browsing tentang Guci. Dia menemukan bahwa setiap malam Jum’at, Guci sangat
ramai karena sebagian orang masih percaya tentang ngalap berkah dengan mandi di
Pemandian air panas. Tiba-tiba temanku ada yang menangis ingin cepat-cepat
pulang. Ketua kelas memberikan nasihat agar kami jangan telalu berlebihan dalam
hal apapun. Kami harus menghormati apa yang sedang mereka lakukan apalagi kami
hanya pendatang.