Basmallah

Jangan lupa dalam melakukan sesuatu diawali dengan bismillah.

Tunaikan selagi mampu

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Sabtu, 30 Juli 2016

Indah dan Lelah

Sudah jauh-jauh hari pengen travelling ke suatu tempat.
Dan sehari sebelum hari H, direncakan ke Curug Cimahi. Berdasarkan sumber yang ada, itu tempat yang direkomendasi untuk dikunjungi.
Berangkat pagi jam 8.30, sampai di lokasi 9.10. Dari ataslah, perjuangan yang sesungguhnya dimulai. Kami harus menuruni tangga sekitar 500 anak tangga dengan dikelilingi hijau-hijau dan sekawanan monyet yang berkeliaran.
Dan akhirnya, sampailah. Curug Cimahi atau Curug Pelangi.
Suasana yang sejuk dan tenang.
Indah bukan?
Masya Alloh.
Gemericik air yang sungguh menenangkan, angin yang berhembus seakan-akan sampai ke pori-pori tubuh, dan aliran air yang mengalir mampu menghanyutkan perasaan yang sudah lama terpendam.
Berlama-lama di sini mampu menghilangkan kegundahan dan kepenatan yang mampu jiwa ini terperangkap.

Alloh menciptakan alam semesta ini untuk hamba-hambanya dapat mensyukuri apa yang berada di dalamnya dan mampu mengambil hikmah dari setiap perjalanan yang dilalui.
Ketika sudah dirasa cukup puas bermain main dengan air dan menikmati serta berfoto riang untuk mengabadikan momen. Itulah saatnya kembali ke kehidupan ynag penuh dengan perjuangan. 
Dengan diawali menaiki tangga yang sekitar 600 anak tangga itu. Beberapa kali berhenti untuk mengambil nafas karena terlalu lelah untuk melangkah dan ditambah pula dengan melawah gaya gravitasi.
End Curug Cimahi~

Perjalanan pulang.
Belum selesai, perjalanan hari ini.
SABUGA (Sasana Budaya Ganesha).
Ada apakah? Ya, wisuda Juli S1.
Mau apa? Ngucapin selamat atas kelulusannya, semoga berkah ilmu dan sukses kedepannya.


Ke siapa? Tadinya berniat ke elektro aja, di sana ada kakak URO khususnya dari tim Berkaki (Mas Aznan, Mas Kholis dan Mas Evan). Tapi ternyata di sana ketemu banyak wisudawan yang dikenal. Ada teh Iis dan kang Abduh dari korsa serta mbak Abida (mbak fasil asrama).
Kalo udah ketemu ngapain? Ngucapin selamat, terus foto. Haha.
Setelah itu? Keliling-keliling sampai capek.

Wkwkwk.
End.

Jumat, 29 Juli 2016

Resensi Novel O

Gaya Eka Kurniawan dalam menuliskan novel O menggunakan alur maju mundur. Hingga saya dibuat bingung membaca, apakah ini saling berkaitan. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami bagaimana keterkaitannya. Dengan gaya penulisan yang cenderung blak-blakan hingga saya dibuat shock ketika membaca, namun tetap ikut terjun kedalamnya.
Novel ini menceritakan bagaimana binatang dapat menjadi manusia ataupun manusia yang menjadi binatang.
O yang merupakan seekor monyet dan mempunyai kekasih bernama Entang Kosasih. Di Rawa Kalong, para tetua terlalu sering menceritakan bahwa terdapat monyet yang berubah menjadi manusia ialah Armo Gundul yang dalam ceritanya dia ikut dalam peperangan melawan monyet-monyet yang telah dipengaruhi kejahatan untuk menyerang manusia. Kisah-kisah yang telah diceritakan membuat Entang Kokasih ingin menjadi manusia.
Hingga pada suatu saat, Sobar dan Joni yang berprofesi sebagai polisi sedang ditugaskan di Rawa Kalong untuk mengamati seorang mujahidis. Hanya mengamati. Mujahidis tersebut setiap malam selalu melantunkan ayat suci al-Qur'an untuk memenuhi janji. Mujahidis tersebut dulunya seorang santri yang diminta tolong untuk mengajarkan al-Qur'an kepada seorang gadis. Gadis tersebut selalu memerhatikan suara-suara yang terdengar dan pada akhirnya sampailah kepada mujahids tersebut. Terciumlah perasaan antara mereka berdua yang diketahui oleh ayah sang gadis sehingga sang ayah marah dan memaki mujahidis dan si gadis yang pada akhirnya gadis tersebut dinikahkan dengan duda kaya raya. Si gadis sudah terlalu cinta dengan mujahidis dan tak sanggup apabila kesuciaanya direnggut oleh sang duda. Gadis melarikan diri dari rumah untuk mencari mujahidis yang telah meninggalkannya terlebih dahulu. Namun, si gadis pernah berpesan bahwa suatu saat mereka berdua pasti akan bertemu dalam kondisi bagaimanapun. Maka, bertemu lah mereka di Rawa Kalong dengan keadaan yang sudah tidak dikenali namun jiwa mereka masih terpaut sama sekali dan mereka akhirnya menikah. Selamat tinggal, Rawa Kalong.
Tugas Sobar dan Joni belumlah selesai. Mereka harus berhadapan dengan monyet-monyet Rawa Kalong.
Ada apa?
Ketika itu, ada seekor Sanca yang sedang mengincar anak kecil dan tertangkaplah anak tersebut. Dilililah dan dibanting supaya tak berdaya. Namun, monyet-monyet lebih memilih tak suka dengan Sanca walaupun monyet-monyet tak suka manusia. Mereka berteriak saling bersahutan, meminta tolong agar anak diselamatkan. Entang Kokasih mecoba untuk menyelamatkan si anak bayi agar bisa menjadi manusia. Diancamlah sanca dengan telur-telurnya akan dipecahkan. Sanca tak mau menggubris. Satu persatu, telur dipecahkan oleh Entang Kokasih. Hingga melihatlah sang polisi kejadian tersbut, dan sedikit heran dengan kejadian terset sampai tak menyangka ada seorang anak yang terlilit ditubuh sanca. Ibu sang anak menghampiri dan bertindak sebagai pahlawan untuk menyelamatkan anaknya. Si ibu melabrak Sanca, agar terlerai dengan si anak. Tersadar, kedua polis untuk turut membantu melerai. Sobar sudah siap siap mengambil revolver dan Joni memegang di bagian ujung ekor.
Ditembaki tepat dikepala sanca. And die. Selamat kepada Ibu dan Anak, walau dengan terluka.
Entang Kokasih kagum dengan cara manusia membunuh. Diambilnya revolver punya Sobar.
Sobar baru tersadar bahwa revolver sudah tidak berada ditangannya. Mencari-cari dan kembali ke hutan.
Oh, ternyata digenggaman monyet. Sial.
Berfikir, bagaimana bisa revolver berada di monyet dan bagaimana merebut kembali.
Di suruhlah Joni untuk menembak Entang Kokasih.
Namun, pada akhirnya revolver menyerang Joni dengan segala trik yang digunakan Entang Kokasih. Matilah Joni.


Kamis, 28 Juli 2016

Sahabat berbagi

Di semester kedua di asrama Salman ITB, saya bersama ketiga orang yang luar biasa yang mampu membuat diri ini menjadi nyaman untuk sekedar melepaskan penat sewaktu kuliah, tugas, atau kegiatan yang ada.
Ya, mereka adalah Hana Fauziah Puschy Dae dari Cilacap, Devi Imulia Dian Primaskun dari Baleendah, dan Azalia Shafira dari Lampung. Mereka ngampus di ITB. Hana jurusan Teknik Lingkungan 2013, Devi jurusan Matematika dan Azalia dari SBM Manajemen 2014. Walaupun sekarang kami telah berpisah dan tidak bersama, setidaknya kami masih sering menyapa, atau sekedar spam di grup (lebih sering aku sih).
Dulu, kamar kami selalu paling berisik (padahal udah ditutup di pintu). Mungkin itu sebuah ungkapan pelampiasan akan kegiatan sehari-hari, Selain itu, kamar yang sering komplit kalau sore menjelang. Selalu aja ada orang di kamar. Kuliah, langsung berbaring di kasur yang di bawah. Tak jarang, sering terjadi perebutan kasur bawah (saya salah satu yang tertindas, hahaha). 
Masih ada lagi, hobi kami makan. Berhubung, salah satu di antara kami yaitu Devi yang hobinya masak, jadilah kami terbawa untuk menjadi penggiat masak untuk mendapatkan makanan yang diinginkan. Seringkali, kami masak buat kamar. Walaupun hanya sekedar mie rebus.
Mengingat kalian, aku terkadang ingin segera berjumpa.
Selamat sukses, menemukan kehidupan yang selalu membuat hari-hari yang indah dan bermakna.
Dimanapun berada, tetaplah menjadi seseorang yang bermanfaat.
Selamat menikmati indahnya perjuangan ^_^



Selasa, 26 Juli 2016

Hanya sementara

Aku hanya pergi tuk sementara, ku tinggalkan kampung halaman tercinta.
Takkan lama.
Iya saat kembali ke Bandung, seakan sudah lama sekali kumeninggalkannya.
Udara sejuk Bandung mampu menghangatkan panasnya perjalanan  yang melelahkan

Minggu, 24 Juli 2016

Perbandingan yang paling mulia

Rosulullah memperbandingkan antara sahabat Abu Bakar ash-Shidiq dan sahabar Umar bin Khathab dengan sebuah perbandingan yang paling mulia tatkala beliau bersabda :
"Sesungguhnya Alloh melembutkan hati sejumlah pria padanya, hingga hati itu menjadi lebih lembut dari susu. Alloh juga mengokohkan sejumlah hati kaum pria padanya, sehingga menjadi lebih kokoh daripada batu. Sesungguhnya perumpamaanmu, wahai Abu Bakar, seperti perumpamaan nabi Ibrahim AS, dia berkata,'Barang siapa yang mengikuti aku maka sesungguhnya dia termasuk bagian dari diriku. Barang siapa yang mendurhakai aku maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang' (Ibrahim[14]:36). Permisalanmu, duhai Abu Bakar bagai permisalan nabi Isa AS, dia berkata, 'Jika engkau menyiksa mereka maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-MU. Jika Engkau mengampuni mereka maka sesungguhnya Engkau Mahagagah lagi Mahabijaksana(al-Maidah[5]:118). Adapun perumpamaanmu, wahai Umar, seperti perumpamaan nabi Nuh AS, dia berkata, 'Wahai Rabbku! Janganlah Engkau sisakan di muka bumi ini dari orang-orang kafir itu seorang penghuni rumah pun' (Nuh[71]:26). Sesungguhnya, permisalnmu duhai Umar, bagaikan permisalan nabi Musa AS, dia berkata, 'Wahai Rabb kami, binasakanlah harta mereka dan persempitlah hati mereka maka mereka tidak beriman sampai mereka melihat adzab yang pedih' (Yunus[10]:88).
Sungguh yang keras itu akan menjadi lembut dalam kondisi tertentu, dan yang lembut itu akan menjadi keras pada sejumlah keadaan, Itu karena masing-masing dari keduanya melaksanakan perintah Alloh, bersikap keras ketika kekerasan itu menjadi salah satu faktor kemenangan dan penegakan keadilan, dan bersikap lembut manakala kondisi memerlukan untuk bersikap lembut.

Sumber : buku Pesona 66 Sahabat Menguak Jejak-Jejak Keteladanan para Sahabat Rasulullah SAW karya Dr. Muhammad Bakr Ismail

Sabtu, 23 Juli 2016

Tempat Berteduh di perantauan, Cirebon

Awal berada di perantauan di Cirebon, saya berhasil menetap di Pondok Pesantren Hidayatul Ilmi (HI) yang dipimpin oleh Kyai Marzuki Jamzuri. Kyai Marzuki dulunya temennya bapak pas jaman dulu pernah ngaji bareng. Nah, makanya aku bisa di sana. Di pondok HI hampir selama 10 bulan. Berada di sana, banyak sesuatu yang dapat di belajari, bertemu dengan orang-orang yang hebat, dan bersahabat.
Jangan salah di sana saya punya geng namanya kismun (Kiki, Aisyah, Mumun). Hahaha. 
Bagaimana asalnya kami bisa bersahabat, mungkin berdasarkan persamaan nasib kali ya.
Dari mba Kiki, saya dapat belajar arti keikhlasan dan kedewasaan. Dari mba Aisyah, saya belajar arti dalam menghadapi masyarakat dan berorganisasi. Mereka berdua selalu mengajarkan dan meluruskan ketika saya berbuat kesalahan. Aku sudah pernah berkunjung ke rumah mereka. Tapi sekarang aku udah lupa rumahnya mba Aisyah.
Dan di sana pula, saya mengenal ustadz sholeh, ustadz Zaki, dan ustadz lainnya (ada ustadz dari pondok Jambu), serta mr. Faiz yang mengajarkan b. Inggris. Terimakasih.
Kenapa bisa pindah?
Karena ada suatu hal yang tidak bisa diceritakan. Ini adalah kesalahan saya. Tapi tidak sepenuhnya salah. Hehehe. (Bisa dibilang dulu sedikit nakal, tapi masih nakal yang bisa dimaklumi). Nakalnya gak aneh-aneh kok. 
Setelah itu, boyonglah ke Pondok Pesantren Asrarur Rafi'ah sampai lulus dari MAN Babakan Ciwaringin.
Pondok yang satu ini, banyak yang gak tau letaknya. Padahal salah satu pondokan tertua. Emang sih agak nyempil. Pondok ini selalu dilewatin kalau Jum'atan. Posisi pondok ini dikelilingi pondokan laki-laki. Dekat dengan Pondok Pesantren Roudhlotul Tholibin yang merupakan pondokan pertama di Desa Babakan.
Pesantren Asrarur Rafi'ah dipimpin oleh Kang Syarif dan Ibunya Kang Syarif Nyai Mahsunah (udah sepuh, tapi masih sehat, Alhamdulillah). Nyai Mahsunah sungguh paling tegas saat santrinya baca Al-Qur'an dan suaranya masih sangat lantang.
Saat itu, aku pernah sekamar dengan Vivi (SMP kelas 3) dan Melani (SMP kelas 1). Tahun berikutnya, sekamar dengan Ika (MAN kelas 1) dan Azmi (MTs Kelas 2). Di pondok ini juga, saya bersama Jeanne Isbeanny Laraswari Fatmawati Hermawan yang dulu MTs juga bareng. Selain itu, di pondok ini di dominasi oleh warga Brebes loh. Brebes paling hits lah.
Kebanyakan juga pengajar yang mengajari kita dari pondok Jambu atau PPMM atau dari anaknya Nyai Sunah sendiri. Keren dan kece lah.
Untuk kegiatannya, tidak jauh beda dari pondokan Hidayatul Ilmi maupun Asrarur Rafi'ah. Seperti ngaji al-Qur'an, ngaji kitab, ngaji pasaran, makbaroh, hadiyu'an, marhabanan,ro'an, tajiran dan lainnya. Banyak istilah juga yang mungkin ditemui waktu modok saja kayak banjakan (tumpengan), bestelan, lupa lagi.
Biasanya juga ada bola api, atraksi petasan, khataman, dll.
Terlalu banyak hal yang terlewatkan namun masih tetap terkenang.
Terimakasih, pondok tercinta
Terimakasih, penghuni pondok
Terimakasih, atas ilmu dan pengajaran
^_^_^_^_^_^

Pondok Pesantren Hidayatul Ilmi


Pondok Pesantren Asrarur Rafi'ah


Izinkan aku mengenang kembali, Combolay

Combolay merupakan julukan buat angkatan fullday ke-6 MAN Babakan Ciwaringin (sekarang namanya MAN 2 Kab. Cirebon). Sebelumnya sudah pernah cerita tentang Combolay. Tak mengapa diceritakan kembali. Combolay dicetuskan pada 22 Juni 2011 bertepatan dengan ulang tahun dari salah seorang sahabat saya Aditia Putra Pratama Juniar. Saat itu, ulang tahun Adit dirayakan dengan syukuran nasi kuning bungkus yang dibagikan ke teman sekelas. Dan siapa yang memulai, nama Combolay lahir. Community Bocah Alay.
Bersama Combolay, dapat dikatakan saya telah melalang buana. Dari sikap yang nekat, berani, tolong menolong dan sebagainya. Begitu erat persahabatan dan persaudaraan antara Combolay. Sampai sekarang masih tetap begitu. 
Awal 32 orang dan lulus 32 orang. Kami dari kelas 10 sampai 12 selalu bersama satu kelas. 3 tahun bersama. Sebenarnya sejak berada di MTsN Brebes juga begitu 3 tahun bersama dengan 2 kelas yang berbeda, hanya dipindah pindah orang-orangnya saja. Salah satu teman MTsN dan menjadi teman di MAN adalah Jeanne Isbeanny Laraswari Fatmawati Hermawan. Jadilah 6 tahun bersama dia. 
Tidak menyangka.
Banyak hal yang telah kami lewati bersama. Mulai dari memenangkan perlombaan antar kelas, jalan-jalan ke pantai, nonton bareng, makan bareng, belajar, nginep bareng, nekat ke Guci Tegal, sampai selalu ada drama pindahan di akhir semester. Semuanya dilakukan bersama.
Selamat buat Novi yang sudah mempunyai baby, jadi Combolay udah punya keponakan ya. Udah jadi Om dan tante. 
Selamat juga buat Aro yang udah lamaran dan akan segera menikah. Semoga dilancarkan.
Selamat bagi yang udah lulus(aku dong, haha), yang sudah sidang (Eka), dan yang mau sidang (Sadur). Semoga dilancarkan ke depannya oleh Alloh.
Semoga dilancarkan juga buat Egi biar ikutan nyusul juga.
Selamat juga yang udah dapet rezeki lebih, sering-sering aja nraktir kita-kita.
Selamat buat Combolay yang lainnya, yang sedang di sana, disitu, di mana-mana dari sabang sampai merauke, semoga kalian baik-baik saja dan segala urusan di mudahkan.

Salam sukses untuk kita semua.
Selamat menikmati indahnya perjuangan ^_^

Akhir kata, dari jiwa dan raga ini yang sedang dilanda kerinduan mengucapkan terimakasih.
(Maaf, bila ada yang tidak berkenan karena ada yang tidak seharusnya terekspos. Mohon segera beritahu saya)

Kelas X

KELAS XI


KELAS XII






Selasa, 19 Juli 2016

Umar bin Khothob RA

Sahabat Umar bin Khathab bin Nufail adalah lelaki yang jenius dan salah satu yang dimuliakan oleh Alloh dengan Islam. Dia memiliki sifat-sifat kesatriaaan yang sempurna dan sikap-sikap manusia yang luhur.
Rosululloh pernah berdoa; “ Ya Alloh, kuatkanlah Islam dengan salah satu dari dua Umar “ Yang dimaksud beliau adalah Amru bin Hisyam yaitu Abu Jahal, atau Umar bin Khathab RA. (HR. Thabrani).

Kisah masuknya Umar bin Khathab RA
Suatu hari Umar bin Khathab RA keluar dari rumahnya dengan mengalungkan pedang dilehernya. Seseorang datang menemuinya dan bertanya, “Hendak kemana, hai Umar?’
Umar menjawab, “Aku akan membunuh Muhammad!”
Orang tersebut berkata, “ Yang lebih pantas kau lakukan adalah membununh adik perempuanmu dan iparmu, karena keduanya telah mengikuti Muhammad dalam memeluk agamanya”.
Umar bin Khathab RA bergegas menuju rumah adik perempuan dan iparnya untuk menimpakan siksa kepada mereka. Pada saat itu, di rumah mereka ada seseorang lelaki yakni Khabab bin Arat yang sedang mengajari al-Qur’an. Tatkala Khabab mendengar suara Umar, dia langsung bersembunyi  agar dapat melihat apa yang dilakukan oleh Umar terhadap adiknya.
Ketika Umar masuk ke dalam rumah, dia berkata, “Suara bacaan apa yang baru saja kudengar dari kalian?”
Adik iparnya berkata, “Wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu ada pada selain agama yang kau anut? Apakah kau akan memeluknya atau tetap bertahan terhadap kekafiran?”
Seketika itu Umar melompat dan menginjak iparnya serta menampar adiknya yang menyeruak membela suaminya. Sang adik berkata, “ Hai musuh Alloh! Apa yang ingin kau lakukan, lakukanlah! Aku bersaksi bahwa tiada yang berhak disembah selain Alloh dan Muhammad adalah Rosululloh. Kami sudah masuk Islam, walaupun kau tidak suka”.
Umar berkata, “Berikan kitab itu padaku agar aku bisa membacanya”. Adiknya berkata, “Sesungguhnya kamu najis dan kotor, tiada boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang suci”. Maka berwudhulah Umar dan membacanya, “Thaha” sampai berakhir pada bacaannya ,” Sesungguhnya Aku adalah Alloh, tiada sesembahan kecuali Aku maka kalian sembahlah Aku dan tefakkan sholat untuk mengingatk-Ku. “(Thaha:1-14).
Kemudian Umar berkata, “ Tunjukkan kepadaku di mana Muhammad”.
Pada saat itu, Rosululloh berada di sebuah rumah di kaki bukit Shofa yakni rumah Arqom. Di dekat pintu rumah ada Hamzah, Thalhah dan sahabat Rosululloh yang lainnya.
Umar berkata, “Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rosululloh”. Umar masuk Islam. Kaum muslimin bertakbir karena kegembiraan terhadap keislaman Umar. Mereka saat itu berjumlah empat puluh orang atau lebih sedikit yang terdiri dari pria dan wanita.
Terwujudlah doa Nabi Muhammad SAW.

Kisah Kepemimpinan


Sumber : buku Pesona 66 Sahabat Menguak Jejak-Jejak Keteladanan para Sahabat Rasulullah SAW karya Dr. Muhammad Bakr Ismail 

Sabtu, 16 Juli 2016

Abu Bakar ash-Shidiq RA

Sahabat Abu Bakar RA merupakan kholifah pertama yang meggantikan Rosulullah SAW setelah wafat. Beliau digelari Abu Bakar karena beliau adalah orang pertama dan terdahulu memeluk agama islam dari kalangan dewasa. Beliau bersegera (Bakr) kepada Islam ketika diajak memasuki tanpa ada keraguan sedikitpun.
Rosululloh SAW bersabda: " Aku tidak pernah menawarkan Islam kepada seseorang pun kecuali dia pasti ragu-ragu terlebih dahulu, kecuali Abu Bakar, karena dia tidak pernah meragukan diriku sedikitpun dengan perkataannya. " (H.R Razin, Dailami juga meriwayatkan hadits yang semakna pada Musnad al-Firdaus dari Ibnu Mas'ud)
Ibu dari Abu Bakar menamainya Atiq karena pengharapan baik dengan keterbebasan dari kematian. Hal ini dikarenakan saudara laki-laki dari Abu Bakar tidak ada seorangpun yang hidup kecuali beliau atau agar beliau terbebas dari neraka atau ketampanan wajah yang diambil dari lafal 'ataaqah yang artinya keindahan pada segala sesuatu.

Sumber : buku Pesona 66 Sahabat Menguak Jejak-Jejak Keteladanan para Sahabat Rasulullah SAW karya Dr. Muhammad Bakr Ismail

Selasa, 12 Juli 2016

Perintah "Wajib"

Tiba-tiba ada seorang teman yang nge-Line nanya sesuatu.
Aku bingung juga bagaimana menjawabnya karena aku masih fakir dan miskin ilmu.

Pertanyaan :
"Perintah Alloh yang berada di al qur'an itu dihukumi wajib semua kah?
Jika iya, apakah terdapat perbedaan antara perintah yg memang ada kata 'diwajibkan atas kamu' sama perintah lainnya yg tidak ada kata itu, tapi hukumnya tetap wajib? Misalnya, perintah menutup aurat kan wajib, tapi ga ada kata diwajibkan atas kamu. Bagaimana kah?

Karena aku yang masih begini.
Dimulai lah aku menanyakan masalah ini ke seseorang yang mempunyai kedudukan ilmu lebih tinggi yaitu ustadz Yani dan ustadz Syadid (teman di MAN dulu yang sekarang udah jadi sesepuh kayaknya di pondok).

Berdasarkan jawaban beliau-beliau yang luar biasa, aku rangkum.
"Tidak semua di dalam al-Qur'an itu wajib, ada berbagai macam kategori ayat kayak ayat-ayat qot'iyat (mutlaq), ayat-ayat yang mutasyabihat (perlu penta'wilan/penafsira. Salah satu penta'wilan adalah hadits.
Untuk penetapan hukum-hukum ada yang namanya ushul fiqih. Ilmu ini pas zaman Rosululloh belum ditetapkan sebagai cabang ilmu tapi dalam prakteknya sudah berlaku. Jadi kalau mau tahu suatu hukum harus mempelajari ushul fiqih.
Salah satu kaidah ushul fiqh : "segala bentuk perintah pada dasarnya adalah menyeru kepada wajib kecuali ada dalil pembantahnya".
Jadi kalau menutup aurat itu wajib karena perintah yang tidak ada pembantahnya.

Kalimat perintah dalam al-Qur'an banyak pengambilan hukumnya, asal kalimat perintah menunjukan kewajiban. Namun, dapat menunjukan sunah, mubah yang disebabkan dalam ayat tersebut ada qorinah/indikator yang mengarah pada kesunahan ataupun kemubahan.
Qorinah dapat dilihat dari ayat itu sendiri, asbabun nuzul, atauu lainnya.
Itulah sebabnya hukum setiap imam mujtahid ada perbedaan karena dalam menafsirkannya berbeda pula.
Contoh ada satu kata larangan namun imam yang satu mengharamkan yang satu memakruhkan karena imam imam tersebut mempunyai dalil sendiri."

Catatan : maafkan, apabila terdapat cacat dalam penyampaian karena aku yang masih fakir ilmu.

Minggu, 10 Juli 2016

Karena kita keluarga (Bandung)

Terimakasih atas kesediaan teman-teman, sahabat dan keluarga menerima saya yang seperti ini untuk dijadikan teman.
Terimakasih telah bersedia menemani hari-hari ini dengan penuh keriangan, kasih sayang, nasihat, pengajaran, hikmah dan warna-warna dalam hari-hari sehingga segala kebosanan bisa hilang.
Masih banyak diri ini yang banyak kelupaan, keteledoran, kemunafikan, kesengajaan, dan kesalahan-kesalahan yang tidak bisa terhitung.
Maafkan atas sikap acuh, egois, tak ramah atau yang lainnya yang pernah saya berikan sehingga teman merasakan kesakitan namun tidak berani untuk berucap. Ucapkan lah saja saat ini bisa langsung atau PM saja.
Hanya maaf, tolong, terimakasih yang bisa saya katakan.
Terimakasih Saudara-saudaraku baik di Metrologi Instrumentasi yang telah menemani selama di 3 tahun ini, my partner TA Putu Ayustin Suriasni yang sekaligus teman pertama di Bandung, Vina dan Ruri juga, GAMA-TB (Keluarga Mahasiswa Tegal Brebes) yang telah bersedia menjadi keluarga pertama asal daerah dan bantuan-bantuan, Viva La Ganesha KRPAI Berkaki ITB yang sayanya hanya sekedar lewat dan berceloteh , Unit Robotika ITB (URO ITB), Salman Health Center Korps Relawan Salman ITB (Korsa ITB), Indahnya Berbagi P3R 1435H, Pustena (Pusat Teknologi Tepat Guna Salman ITB), Asrama Salman ITB, teman sekamar di semester genap (Hana, Devi dan Azalia) yang berisik, aneh, gokil dan selalu bikin kenyang , temen sejak di MAN Babakan Ciwaringin Cirebon (Sadur dan Irfan) yang selalu diminta bantuan apapun,  Unit Pengembangan Tilawatil Qur'an (UPTQ) Salman ITB yang mengajarkan agar belajar selalu dekat dengan al-Quran, KMNU ITB, teman-teman di Pelopor Perintis Salman ITB, para guru, pengajar dan ustadz yang telah memberikan ilmu dan pengajaran, Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Brebes (KPMDB) Bandung, Keluarga Ganesha Mahasiswa Cirebon (KGMC) ITB yang sayanya kalau di grup silent reader saja dan gak pernah ikut kumpul (maafkan) dan segenap teman, sahabat dan keluarga yang pernah bertemu dan mengenal dengan saya dan sebaliknya saya bertemu dan mengenal Anda sekalian.
Maaf, sungguh saya tak bisa menyebut kalian semua karena kalian memang telah menjadi keluarga selama di Bandung.
Terimakasih atas segalanya.
(EdisiSedikitAlay)

Selasa, 05 Juli 2016

Kacau balau Brebes

Setelah  diresmikan jalan tol yang berada di Brebes yang pintu keluar tepatnya di desa Limbangan telah mengacaukan segalanya. Menurutku, peresmiannya terlalu mendadak yang hanya mengejar kebutuhan arus mudik maupun arus balik.
Sudah 3 hari sholat tarawih di mushola yang dekat rumah saja, tidak pernah fokus. Merasa terganggu dengan adanya lalu lalang para pemudik yang menggunakan motor maupun mobil yang bunyinya terkadang memekakan telinga. Aku tahu mereka mencari jalur alternatif tapi yo mbok yo tetep sopan di jalan kampung begitu dengan alon-alon asal kelakon. Loh iki malah banter lan kenceng.
Ini juga, saat mau pulang dari acara bukber MTs, jalannya harus ke samping.
Cari jalur alternatif. Sama saja hasilnya.
Balik lagi. Ditempuh dengan waktu yang lama.
Parah pisan, jalan yang harusnya ke arah barat telah diambil alih buat ke timur.
Jadilah 4 jalur ke arah timur. Tapi tidak ada tanda-tanda terurai kemacetan sedikitpun.
Turun lah hujan, ikut menyejukkan.
Fenomena harga bensin yang tidak karuan mahalnya. 20-50 ribu rupiah. Terlalu sekali. Apakah ini momen memanfaatkan atau bisa melihat betapa hausnya daerah Brebes?
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya ya walaupun macet paling hanya di beberapa titik tertentu seperti pasar Bulakamba yang tidak menimbulkan kemacematan yang sangat lama dan panjang.
Tradisi mudik tahun ini, sungguh melelahkan.

Sabtu, 02 Juli 2016

Beberes

[Beberes]
Eh, ketemu lagi dengan kutub.
Kembali.
Ternyata banyak makna yang terlewatkan, loncat ke sana ke mari.
Mungkin pada saat itu terkantuk bahkan tertidur pulas, atau karena cepat sekali bak kereta api.
Bahkan ketika dibaca lagi "Aduh ini dibaca apa lagi", padahal itu goresan tinta sendiri.
Banyak pula lembaran yang masih belum tersentuh oleh tinta.
Tak itu saja, terdapat pula yang tidak tersentuh sedikit pun, hanya sekedar memiliki.
Oh, bahkan aku punya tiga jenis yang sama. Kemanakah saat itu, mungkin terlalu malas untuk mencarinya di antara tumpukan yang lain.
Dibaca sekilas, ah iya benar juga.
Tidak cukup dibaca sekali, butuh berkali-kali agar bisa memahami.
Mungkin akan ada sesuatu yang terlewatkan tanpa disadari.
Ilmu.