Basmallah

Jangan lupa dalam melakukan sesuatu diawali dengan bismillah.

Tunaikan selagi mampu

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

Kamis, 25 Agustus 2016

Luntang Lantung

Udah kadung pernah buat janji buat main dan Alhamdulillah masih diberi kesempatan, cabutlah aku sama Vina buat ke Tangsel (rumah Vina). Jadi kita sengaja ke sana berangkat pagi jam 5 dan sampai stasiun sekitar setengah 6. Nungguin aja. Oh iya, kereta berangkat jam 6.30 (Selasa, 23 Agustus 2016) dan diperkirakan sampai jam 9.40. Dan ternyata sampai di stasiun Gambir 9.50 atau jam 10.00, tepatnya aku lupa.
Ya berhubung stasiun gambir dekat dengan monas (monumen nasional), capcus deh ke sana. Sebelum ke sana, kita diajak cape capean. Keliling gak jelas(gak tau pintu masuk). Itu udah hampir ngelilingin monas. Hahaha. Benar-benar, hayati lelah bang. Beli tiketnya 15000 (maklum udah gak jadi mahasiswa), lumayan banget tuh harganya. Udah 2 kali lipatnya yang mahasiswa pelajar. Nah, kita udah masuknya umum. Manfaatkan tuh. Tidak cukup, berjalan jauh begitu dan harus antri cuy. Panjang beut. Antri hampir 1 jam dan sekitar jam 12 sampailah di puncak monas. Uhhhh. Lihat kota Jakarta dari atas. Ternyata eh ternyata, gedung gedung yang sering dibicarakan di TV bisa diliat bentuk jelasnya dari jauh. Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, PRAMUKA, Masjid Istiqlal, Gereja Katedral, Gedung Kementerian, dan masih banyak lainnya. Terus aku sempet mikir, di mana letak Istana Negara yang sering muncul di TV apalagi pas kemarin 17 Agustus ? Sidang Jesika kasus kopi Sianida juga dimana? Kan lagi hits gitu. Hahaha.
Udah cukup puas melihat Kota Jakarta dari atas (lebih tepatnya panas sih), saatnya balik. Jadi harus naik Busway dulu nih. Jalan dulu tuh buat cari busway. Kata pak Polisi deket ban Indonesia.  Dan ketemulah dengan menempuh perjalanan yang cukup panjang. For the first time naik busway pake kartu e-money. Kartu ini bisa dipake buat naik busway, krl, makan, ataupun. Asal ada isinya aja sih.

#BelumSelesai 

Senin, 22 Agustus 2016

Hilang Sejenak

Perasaan aneh, was was, ataupun ada sesuatu yang mengganjal ingin sekali aku menghilang
Menghilang sejenak agar perasaan itu lenyap dan kembali normal
Tak ingin melihat kabar kabur dari siapapun
Ingin sendiri
Tiada seorangpun yang tahu bagaimana aku
Tutup semua
Sepi,
Tenang,
Damai,

Ingin menghilang sejenak

Kamis, 18 Agustus 2016

Hiruk pikuk bis antar kota

Perjalanan Bandung-Brebes maupun Brebes-Bandung, saya selalu menggunakan bis.
Menjadi hal yang lumrah.
Pakai kereta? Mana bisa.
Pakai travel? Bisa, tapi harganya bisa sampai 2 kali lipat bis.
Jadi, dipilihlah bis.
Bis apa yang biasa dipake? Seringnya Goodwill.
Kenapa gak yang lain? Bisa sih pake yang lain.
Bhineka, cukup nyaman. Semua bisnya  ber AC. Harga masih normal. Tapi seringnya cuma sampai cirebon aja. Jadi kalo mau sampai Brebes, bisa pake angkutan umum 2 kali, atau dilanjut pakai bis lagi. Ribet kan.
Sahabat, udah males pake bis ini. Punya pengalaman yang tidak menyenangkan.
Yang lainnya, belum pernah. Pengin pake nusantara, tapi belum pernah nemu yang pas mau ke Brebes.
Jadi dipilihlah Goodwill.
Goodwill, bis merah yang sudah melegendaris dikalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

#BelumSelesai 

Senin, 15 Agustus 2016

Penjaga Api (Pawon)

Akhir- akhir ini tiap pagi, saya bergaul dengan api. Sebenarnya hal ini sering saya lakukan.
Pernah dengar istilah pawon? Tempat pembakaran yang terbuat dari batu bata yang disusun. Untuk memperkokoh dapat juga di semen. Biasanya terdiri dari 1, 2  atau 3lubang pembakaran. Kalau yang di saya itu ada 2. Bahan bakarnya dengan kayu yang terkena api.
Kenapa?
1. Menghemat. Walaupun sekarang udah jaman pake gas yang lebih hemat daripada dulu pake minyak, akan lebih hemat lagi kalau punya alternatif lain yaitu pake kayu.
2. Bersih. Sampah selalu dihasilkan setiap hari salah satunya sampah rumah tangga. Di tempat saya tinggali saja, selalu aja sampah yang selalu dibuang di belakang(sekitaran pawon). Jadi daripada dibuang disekitaran rumah, mending dipake buat membantu sebagai penyulut kemerahan. Walaupun mencemari lingkungan, tapi gak seperah pembakaran hutan yang menimbulkan kabut asap. (Ngeles aja). 
Bakar sampah di daerah ku, masih dianggap wajar. Tetangga maupun masyarakat tidak mengkhawatirkan akan hal tersebut. (Maklum belun kota, haha). Bahkan saat musim ketiga, banyak yang memanfaatkan untuk membuat batu bata yang proses pembakarannya sampai 3hari yang menimbulkan asap yang berkepanjangan. Selain itu, di sekeliling rumah saya pun, masih pekarangan. Jarak antara rumah tetangga yang terdekat sekitar 3 meter.

So, it's ok.

Kamis, 11 Agustus 2016

Greget

Indonesia.
Yang di dalamnya terlalu banyak cerita.
Cerita suka, sedih, marah, iba, takjub dan segala bentuk emosi mampu mewakilkan penggambaran Indonesia.
Tangan ini belum mampu untuk mendobrak pintu yang sengaja selalu ditutupi.
Lidah ini belum mampu menyeruak ke permukaan hingga bibir ini hanya bisa membisu
Jadilah sunyi.
Seakan aman-aman saja negeri ini.
Cerita ini telah terjadi dari kalangan bawah sampai kalangan atas.

Rabu, 10 Agustus 2016

Tukutuk

Ceritanya tuh lagi bosen di rumah, jadi tadi pergi ke Brebes mau beli buku di Gamprit.
Buku yang jadi langganan pas jaman MTs. Ya, walaupun seringnya kalau ke sana, cuman numpang lewat atau cuman bolak balik bukunya. Buku disitu, dari dulu sampai sekarang selalu penuh dengan buku- buku. Ya namanya juga toko buku. Buku di sana, relatif lebih murah, bukan baru, tapi tetep masih oke loh.
Akhirnya, keluar toko bawa sesuatu yang dibeli deh.
Lanjut ke masjid agung Brebes. Berhubung sudah mendekati waktu ashar dan sudah lama tidak berkunjung ke sana. Ngadem lah. Lumayan. Eh, pas mau pulang ketemu di pelataran masjid sama Nurul, adik kelas jaman MTs dan di MAN yang sekarang lagi ambil psikologi di UNPAD.
Pulang pakai elep (angkutan umum seperempatnya bis yang besar). Elep ini, angkutan hits di Brebes. Cuman ada jurusan Losari-Tegal sama Ketanggungan-Tegal. Jangan terkecoh kalau mau naik elep. Dari dulu sampai sekarang, seringnya naik Ketanggungan-Tegal. Soalnya kalau yang satunya sering ngetem(berhenti) dan trayeknya memang lebih jauh. Walaupun tak semua begitu. Hanya tertentu.
Sensasi naik elep kali ini berbeda. Seperti baru pertama kali naik kembali semenjak 6 tahin silam. Aku berdiri berdesakan dengan penumpang lain bersamaan dengan para siswa yang baru pulang sekolah. Sungguh pengalaman itu mengingatkan kembali sewaktu MTs dulu. Terlalu sering berdiri, baik pergi maupun pulang sekolah. Tapi tak ada mengeluh sedikitpun.
Uncchhh, jadi kangen.
Tadi sempet lama sih, nunggu elepnya gegara lagi pemberangkatan haji.
Waktu, benar-benar cepat berlalu.

Rabu, 03 Agustus 2016

Sepertinya Wisuda

Bangun pagi. Sudah wangi. Sudah rapi.
Masih menginap dikosan Inka dan mbak Ruli.
Gak pake make up artis, tapi make up friend (mbak Eva). Good job mbak, makasih udah mau bantuin saya.
Gimana jadinya kalau saya make up sendiri? Huwwaahh, gak tau bakal jadi apa.
Intinya udah beres aja lah. Nah, saatnya pergi ke Salman buat nemuin ortu.
Tahu kah Anda? Owee, malu disepanjang jalan kenangan, aku sendiriaaannn. Hahaha.
Udah aja lah, sampai di Salman terus langsung ke Aula Barat (Albar). Eh, di sana udah ada mbak Ruli sama Inka.
Terus ngapain? Saya dikasih sesuatu ama mereka. Apa itu? Sesuatu. Makasih. Foto deh.
Masuk ke dalam Albar.
Jam setengah 9, prosesi berlangsung. Jam 10 kayaknya udah selesai dah.
Euforia pun berlangsung. Dari menyapa antar keluarga, foto bareng, dan makan makan.

Terimakasih untuk keluarga yang sudah hadir. Pengorbanmu tiada bandingnya. Ayah, Ibu, Kakak dan Adik.
Terimakasih buat teman-teman metrologi yang hampir 3 tahun ini sudah mau menjadi keluarga dalam menerima saya yang suka moody, sering gak jelas, aneh gini. Maafkan atas jiwa dan raga.
Semoga dilancarkan dalam setiap langkah baik yang lanjutin S1, kerja, maupun yang mau nikah. Aamiin.
Terimakasih yang sudah menyempatkan hadir.
Asrama Salman ITB periode 2015/2016, PSTK ITB, kronco-kronco MAN yang datang dari jauh (Sadur, Ujo, Irfan ndut, Laely), Khansa, dan yang lainnya. Terimakasih.

Selamat menikmati indahnya perjuangan ^_^


Selasa, 02 Agustus 2016

Gladi

Hari ini adalah gladi untuk persiapan wisuda besok.
Perasaan yang dirasakan itu, sebenarnya campur aduk. Senang, sedih, terharu, bahkan sempat air mata ini keluar walau hanya setetes.
Perasaan enggan untuk berpisah.
Perasaan ingin tetap berada di Bandung.
Meluap begitu saja.