Sabtu, 01 Juni 2019

MPA Empus

Tiba-tiba ku ingin menceritakan tentang kalian.
Jadi ada Wahyu Idris, M. Aziz Rifa'i, Ahmad Aidin, Jundi Abdullah and the last one is me.
Jadi kami berada dalam satu lingkaran di MPA (Majelis Permusyawaratan Anggota) Pustena 2016-2017.

Awal aku bisa masuk di MPA, lantaran Wahyu tiba-tiba nge chat gak jelas. Padahal pada saat itu, aku gak begitu kenal hanya sekedar tahu nama saja. Dia memperkenalkan diri dan menawarkan aku untuk masuk ke jajaran MPA. Belum sempat meng "iya" kan atau tidaknya, langsung di masukin ke grup "Pengurus Pustena" dan diperkenalkan kalau aku sebagai "Wakil Ketua".
What ???
Pada saat itu juga, aku tidak tahu sama sekali singkatan "MPA". Hahaha. Kocak sih itu.
Dengan polos nanya "MPA apaan ya" wkwk. Diketawain itu.
Langsung aku ngomel-ngomel sama Wahyu.
Jadi di keanggotan baru ada Wahyu, kang Aziz, dan saya.
Habis itu, kita rapatin perlu orang lagi untuk dapat mengaawasi keberjalanan kepengurusan.
Rekrut lah Jundi, kemudian Aidin. 
Jadi anggota MPA, ada lima dengan kriteria minimal pernah ikut menjadi anggota Pustena.
Berhubung aku wanita sendiri maka dicarikan teman untuk menemani sehingga akan masuk menjadi anggota. Sudah ditawarkan ke beberapa anggota, tapi tidak ada yang bersedia. Dan ada salah seorang yang bersedia, tapi sebenarnya dia belum pernah sama sekali masuk di Pustena terus dibikin lah "special case" agar bisa masuk. 
Bergabunglah dia, dan kita semua merumuskan beberapa prosedur. 
Karena ketidakjelasan, banyak bercanda, dan mungkin karena perasaannya tidak pernah sama sekali menjadi anggota, dia memutuskan untuk meninggalkan lingkaran MPA.
Masing-masing anggota MPA memegang setiap anggota di divisi kepengurusan serta kita merumuskan dan merevisi AD/ART yang ada pasal/bab yang hilang dan kurang.
Sampai sekarang,Alhamdulillah kita masih keep in touch. Walau jarak memisahkan, masih sering menasehati, berceloteh dan berkabar.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.
Semoga bermanfaat.