Selasa, 08 Oktober 2013

Fisikalah jodohku, Kimia belum saatnya ^_^

Pertama kali masuk SMA, pikiranku telah tertuju ke jurusan IPA. Ya, karena pengen aja kali ya. Tapi, paling gak suka sama Biologi nih. Kenapa yah? Yang pasti karena tulisannya yang super banyak dan bikin pusing itu. Uuuuhhh. Fisika masih mending sih, walaupun sangat membingungkan ketika harus memahami soal. Begitu pula Matematika dan Kimia sama pusing juga sih. Hehe.
Kelas X, semua pelajaran masih relative di otakku. Belum ada yang bisa mengena di hati. Ya, mungkin masih awal. Mulai tersadar bahwa pelajaran itu penting dan harus benar-benar belajar ya pas waktu kelas XI. Walaupun waktu bermainnnya tambah banyak. Nah, waktu kelas XI ini, aku menemukan cinta pertamaku yaitu Kimia. Hahaha. Awalnya aku mencintai dia gara-gara mau ikutan olimpiade. Otomatis dong, aku harus ketemu dia setiap hari bahkan setiap waktu dalam kesempatan apapun. Hingga akhirnya, dia mengajakku hanya sampai di Kabupaten aja. *Dan kalian tau kawan, orang yang bisa menemaninya ke Provinsi itu ternyata menjadi temanku di BP3 (Beasiswa Perintis 3) SALMAN ITB.* Itu cukup buatku untuk mengenal dirinya bahwa dia akan menjadi pendampingku kelak dan bermanfaat bagi masyarakat. Sampai aku ingin bersama dirinya mengabdikan untuk masyarakat melalui LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Ya, tempat itu akan menjadi tempat yang indah untuk kita bersama.
Pada suatu ketika aku dan dia harus dihadapi suatu ujian. Dalam setiap ujian kita masih bisa bersama dan pada saat itu juga ada saja yang menghalangi. Mencoba dan terus mencoba mempertahankannya. Namun, terus menerus kita mengalami nasib seperti itu.  Hingga, akupun merasa lelah untuk menghadapi ujian ini.
Seketika itupun, muncullah Fisika dengan pesona yang begitu menawan membuka kesempatan bagi siapapun utuk menjadi pendampingnya. Hingga akupun, tertarik akan tawarannya. Akupun mencoba mendekatinya. Walaupun aku tau, dia bukanlah tipe idamanku. Tak apalah, mencoba kesempatan untuk meraih masa depan kan gak apa-apa ya?
Seleksi demi seleksi, aku ikuti. Rasa pasrahpun, menghampiri. Namun, apa yang terjadi. Kalian mau tau? Fisika memilihku untuk menjadi pendampingnya. Padahal aku telah berputus asa tak akan mendapatkan pendamping untuk sekarang ini, dan berharap suatu saat nanti aku akan mendapatkannya. Namun, yang Maha Perencana berkata lain. Alloh menginginkan agar aku tetap mempunyai pendamping. Walaupun tak yang diharapkan olehku. Allohlah yang maha tau akan segala sesuatu.
*Baik menurut kita, belum tentu baik menurut Alloh*

So, tetaplah mendekatkan diri kepada Alloh, agar Alloh selalu memberikan yang terbaik untuk hamba-hambaNya yang selalu mendekat.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.
Semoga bermanfaat.