Jumat, 26 Juli 2013

Di Batas Senja Barak 6 >>> Puisi

Suatu hari, aku menulis mimpi
Mimpi yang diam - diam ditulis oleh kawanku juga
Hingga kami putuskan untuk berjuang bersama
Meski masing - masing dari kami menyadari
Ini adalah sebuah kompetisi besar
Kompetisi yang sama sekali tidak kami kehendaki
Namun hadir begitu saja sebagai sebuah hukum alam
Lantas apa yang sebenarnya menyatukan kami?
Karena kami bergandengan tangan
Aku, kamu, impian, harapan yang begitu banyak kita miliki
Terajut senantiasa indah dalam tenunan perjuangan
Perjuangan untuk menjadi manusia sebagaimana suratan takdir
Wajah letih yang penuh harap
Tinta pena yang hampir habis
Lembaran buku yang kusut
Adalah bukti dari pada sebuah perjuangan
Ketika kita dimanjakan oleh keadaan yang tampak selaras
Kita dipaksa untuk melihat sistem
Tapi, ternyata masing - masing dari langkah kami ada yang beriringan, ada pula yang berjauhan
Ada apa ini?
Kenyataannya kami semua tidak mampu berlari dengan kecepatan yang sama
Rasanya baru kemarin aku menjabat tanganmu
Berjanji untuk bersama bisa melangkah ke depan
Faktanya hari ini engkau terlampau jauh di depan kawan
Membuatku harus berlari untuk meraih tanganmu
Aku terdiam di titik hampa
Mencoba sadarkan logika
Mencoba damaikan jiwa
Bahwa cita tak harus selalu dicapai lewat pintu yang sama
Ketika kaki - kaki itu hendak pergi
Aku berkata "masih terlalu pagi"
Mulutku tak sanggup berkata, "selamat tinggal kawan"
Hanya saja mentarinya telah terbit hari ini
Dengan sisa semangat yang masih ada
Setidaknya aku masih bisa berdiri
Menatap pagi
Menjalani hari demi hari
Meraih mimpi
Hingga tak mampu berdiri lagi
Namun aku tak khawatir
Karena ketika aku tak mampu beridiri lagi
Aku sudah sampai kawan
Disanalah kau akan meraih tanganku
Mengajakku berjalan bersama
Menepati janji dalam hati yang terpaut abadi
Di atas kilauan - kilauan mimpi berbalut kebersamaan
Sampai bertemu di batas senja

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.
Semoga bermanfaat.